HAI
lagi hujan terus di Jogjakarta hari ini, beruntung jadi hujan inspirasi juga, hahah so happy!
Jadi......saya belakangan ini lagi rutin baca koran, terus menemukan frasa, kalimat, yang cocok diterapkan kemana-mana.
Di harian Kompas hari ini, bagian internasional, ada satu kolom dengan judul "Keluarga tetap menunggu dan berharap". Kolom ini menulis tentang pasca tragedi MH370 satu tahun yang lalu. Bagaimana orang-orang yang ditinggalkan terjebak dalam kondisi mati segan hidup tak mau. Seakan-akan logika sudah bilang untuk let go, move on, tabah. Tapi tetap saja ada kehendak, harapan tak jelas, proyeksi pribadi, yang membuat orang-orang ini tetap bertahan untuk menunggu.
lagi hujan terus di Jogjakarta hari ini, beruntung jadi hujan inspirasi juga, hahah so happy!
Jadi......saya belakangan ini lagi rutin baca koran, terus menemukan frasa, kalimat, yang cocok diterapkan kemana-mana.
Di harian Kompas hari ini, bagian internasional, ada satu kolom dengan judul "Keluarga tetap menunggu dan berharap". Kolom ini menulis tentang pasca tragedi MH370 satu tahun yang lalu. Bagaimana orang-orang yang ditinggalkan terjebak dalam kondisi mati segan hidup tak mau. Seakan-akan logika sudah bilang untuk let go, move on, tabah. Tapi tetap saja ada kehendak, harapan tak jelas, proyeksi pribadi, yang membuat orang-orang ini tetap bertahan untuk menunggu.
Apa yang ditunggu?
Jelas, kepastian
Kepastian tentang apa?
Kepastian tentang kalau orang yang meninggalkan mereka memang benar-benar 'meninggalkan'.
Jadi sama dengan menunggu sesuatu yang lebih buruk. dengan nilai tambah memberikan 'kelegaan' tersendiri.
Dari kejadian ini, tertulislah satu teori tentang kehilangan yang ambigu.
"kehilangan yang tidak diikuti oleh kejelasan, sebenarnya apa yang terjadi"
Bagian epic dari teori ini adalah
"satu-satunya cara untuk bertahan adalah menerima bahwa mereka tidak pernah tahu"
dengan kata lain, kepo kelas berat adalah kekuatan mereka dalam bertahan.
sadar tak sadar, hampir semua orang pasti pernah mengalami ke ambiguan ini walaupun dalam episode kelas ringannya. Sadarkah kau kalau, hal yang menahanmu untuk pergi selama ini adalah keingintahuanmu tentang apa yang 'sisi sana' rasakan dan alami?
Menurut pengalaman, bisa saja terjadi, kalau kamu sudah menemukan jawabannya, semua rasa berat, gundah, ragu, dan rasa yang kamu pikir 'cinta' itu hilang. Lalu segalanya terasa begitu mudah, dan kamu, tinggal melenggang pergi dalam kelengangan.