kalau saya bisa, kalau saya punya izin, kalau tuhan berkenan, kalau saya punya remote, saya akan berhenti sejenak. semenit dua menit tampaknya cukup.saya mau istirahat dari semuanya
berhenti punya perasaan
berhenti dari tanggung jawab
berhenti memikirkan orang lain
berhenti takut
berhenti lapar
berhenti tertawa
berhenti berpikir
berhenti dari semuanya
berhenti dari tanggung jawab
berhenti memikirkan orang lain
berhenti takut
berhenti lapar
berhenti tertawa
berhenti berpikir
berhenti dari semuanya
karena sebenarnya saya tidak tau apa yang ada di otak saya
kalau saya tidak bisa berhenti, saya akan tetap berusaha berjalan walaupun tidak mampu, karena pemberhentian saya bukan sekarang, bukan disini.masih didepan, masih nanti, dan masih ada yang menanti.
saya tidak mau pergi,mengecewakan, lalu kembali lagi.apakah saya pantas berbicara saya mau berhenti?sangat tidak bersyukur bukan.tapi saya cuma bermimpi, andaikan hidup itu layaknya film, saya mau maju, mundur, ke kanan, kiri, pada akhirnya pasti bahagia.
terlalu melankolis kah?tapi memang paling enak menulis semua yang melankolis,tanpa harapan,dan terlihat miris di waktu seperti ini.tenang.dan memang saya butuh satu dua jam setiap hari untuk bermelankolis ria.agar saya tau ada apa di otak saya.