15.6.15

You're not baymax
You're absolutely not my lifetime companion

Are you?

Bulan ini, di rentetan hari-hari ini, setiap hari pasti ada yang berulang tahun.
Ada fenomena apa ya sampai dalam 4 hari bisa 10 orang yang saya kenal ulangtahun?
Apa yang terjadi 9 bulan sebelum bulan Juni?
Apa yang membuat para orangtua bisa kompakan dan buat ramai-ramai anaknya lahir bulan Juni?

Saya suka menulis ucapan selamat ulang tahun
Ucapan yang personal, sesuai dengan apa yang saya tahu tentang orang tersebut
Saya tidak mau copy paste, seperti yang hits dilakukan sekarang. 
Kalau memang tidak ada kata-kata ya................sederhana saja. Selamat ulang tahun, all the best!

Fun facts, yang saya juga baru sadari akhir-akhir ini
I really-really like giving gifts.
Memilih hadiah yang begitu melambangkan sosok si raja sehari dimata saya
Begitu menikmati menelusuri akun demi akun instagram untuk cari produk yang tepat
Apalagi local brand haha

Mencoba mencitrakan yang berbahagia didalam satu benda
Membayangkan apakah benda ini fungsional untuk dia
Menelisik ulang, sebenarnya apakah yang betul-betul jadi kebutuhan dia?
Mau yang sederhana, tapi mengena.

Everybody likes to be remembered, termasuk saya hahah

In some way, saya ingin diingat lewat benda-benda itu. Tapi bukan diingat karena saya membelikan kado lalu minta dibelikan haha. bukan itu.

saya ingin barang itu fungsional, dan mengingatkan si berbahagia, kalau saya ada disekitar dia

As simple as,

Im here, do you need anything?



18.5.15

Halo!
Sudah lama mencari waktu untuk menulis, akhirnya baru kesampaian di tengah malam senin sekarang ini. Baru lepas dari salah satu rutinitas, yang kemarin diakhiri dengan cukup epic.

Boleh cerita?

Agaknya, saya sedang terjebak dalam suatu jarak. Terjebak dalam suatu antara, yang agaknya lagi, untuk maju ke satu tahap setelah antara itu, belum ada jawabannya.

Ada jarak diantara tahap. Ada cara yang belum ditemukan diatara mager mulai lagi dari awal dan memulai lagi dari awal.

It happens in almost everything. Malas belajar lagi dari awal kalau sudah terlanjur engga mengerti dari bab sebelumnya. Malas mulai konversasi yang baik dari awal ketika yang terdahulu tidak berakhir dengan baik, dan seterusnya.

Bagaimana dengan tahap malas memulai lagi dengan orang yang baru, dengan tahap memulai lagi dengan orang yang baru? Ada apa didalam jarak diantara itu?

Buat saya, ada kamu.
Yea engga deng. 

Buat saya, ada tiga. Ada rasa letih yang belum hilang, rasa belum ingin bertanggung jawab atas perasaan orang lain, dan yang terakhir, belum ada kamu yang baru, yang bisa menghilangkan letih yang belum hilang dan memunculkan lagi rasa ingin bertanggung jawab atas perasaan orang lain.

Intinya, belum ada sosok yang able to amazed, able to make me feel the urgency to fall in love all over again. Siapa kamu yang nantinya bisa jadi motivasi menghilangkan rasa malas memahami dari awal segala kurang, kecewa, dan cela? Siapa kamu yang bisa membuat saya tertidur pada tingkat kenyamanan yang berbeda?

Siapa?

I want to learn you, want to learn with you, and of course, learn from you. 

Harapannya satu sosok lifetime learning partner, yang bisa terus amazed dengan sudut pandang dan pemikiran segar, berjalan dengan dia berarti memberikan value added, mengexpand kedewasaan, iman, dan tentu saja knowledge.

Ini bukan berarti kamu yang lama jadi hilang dari mata. Siapa yang tahu kamu yang lama, baik yang sudah jadi cerita lama maupun yang sudah lama malang melintang di hari-hari ini, bisa jadi jembatan diatas jarak diantara tahap.

Kepo saja, bagaimana caranya nanti kamu yang baru bisa menggerakan hati.

Is there any urgency to be hurry?

23.4.15

ku terpikat pada tuturmu, aku tersihir jiwamu
terkagum pada pandanganmu, caramu melihat dunia
ku harap kau tahu bahwa ku terinsipirasi hatimu
ku tak harus memilikimu, tapi bolehkah ku selalu didekatmu

-Jatuh hati, Raisa, 2015-

caramu memilih diksi, mendeskripsikan persepsi, dan menjalani hari.
bagaimana kamu menceritakan ideologi, dan aku mencoba mengerti

aku suka.

11.4.15

final state

Dear Catherine,

I've been sitting here thinking about all the things I wanted to apologize to you for. All the pain we caused each other. Everything I put on you. Everything I needed you to be or needed you to say. I'm sorry for that. I will always love you because we grew up together and you helped make me who I am. I just wanted you to know there will be a piece of you in me always, and I'm grateful for that. 

Whatever someone you become, and wherever you are in the world, I'm sending you love.

You are my friend to the end. 

Love, Theodore

-Her, 2013-

Haven't wrote anything to said a proper goodbye to you.

Sebenarnya karena setiap mau menulis, sudah tidak tahu lagi apa yang harus disampaikan. Rasanya kamu juga sudah tidak mengharapkan kata-kata lagi, tapi rasanya juga kok belum ditutup dengan baik.

Nggak perlu lagi diucapkan dengan melankolis segala rasa terimakasih, akan rindu, dan pesan agar baik-baik dikemudian hari. Kamu pasti sudah tau, kalau masih ada usaha disini, tapi yasudahlah tidak penting lagi. 

Still looking the good in our goodbye tho, but yeah, I presume you already know it and choose to not care.

Cuma mau bilang, selamat menjalani petulangan baru dengan segala sukacita dan ketidakpastiannya, semoga kamu cepat bangkit dari kematian rasa dan menemukan zona nyaman yang senantiasa satu asa.

And since I didn't have the privilege to know where you are, ask for your time anymore, dan ternyata nyaris tidak ada aspek hari yang beririsan,

See you when the universe destine us to see each other, ki.

I'm grateful.

7.3.15

kehilangan yang ambigu

HAI 

lagi hujan terus di Jogjakarta hari ini, beruntung jadi hujan inspirasi juga, hahah so happy!

Jadi......saya belakangan ini lagi rutin baca koran, terus menemukan frasa, kalimat, yang cocok diterapkan kemana-mana.

Di harian Kompas hari ini, bagian internasional, ada satu kolom dengan judul "Keluarga tetap menunggu dan berharap". Kolom ini menulis tentang pasca tragedi MH370 satu tahun yang lalu. Bagaimana orang-orang yang ditinggalkan terjebak dalam kondisi mati segan hidup tak mau. Seakan-akan logika sudah bilang untuk let go, move on, tabah. Tapi tetap saja ada kehendak, harapan tak jelas, proyeksi pribadi, yang membuat orang-orang ini tetap bertahan untuk menunggu.

Apa yang ditunggu?
Jelas, kepastian
Kepastian tentang apa?
Kepastian tentang kalau orang yang meninggalkan mereka memang benar-benar 'meninggalkan'.

Jadi sama dengan menunggu sesuatu yang lebih buruk. dengan nilai tambah memberikan 'kelegaan' tersendiri. 

Dari kejadian ini, tertulislah satu teori tentang kehilangan yang ambigu
"kehilangan yang tidak diikuti oleh kejelasan, sebenarnya apa yang terjadi"

Bagian epic dari teori ini adalah
"satu-satunya cara untuk bertahan adalah menerima bahwa mereka tidak pernah tahu"
dengan kata lain, kepo kelas berat adalah kekuatan mereka dalam bertahan. 

sadar tak sadar, hampir semua orang pasti pernah mengalami ke ambiguan ini walaupun dalam episode kelas ringannya. Sadarkah kau kalau, hal yang menahanmu untuk pergi selama ini adalah keingintahuanmu tentang apa yang 'sisi sana' rasakan dan alami?

Menurut pengalaman, bisa saja terjadi, kalau kamu sudah menemukan jawabannya, semua rasa berat, gundah, ragu, dan rasa yang kamu pikir 'cinta' itu hilang. Lalu segalanya terasa begitu mudah, dan kamu, tinggal melenggang pergi dalam kelengangan.

wholistic

there's so many things running in my head right now.
Sudah berapa hari mau posting blog cuma wacana, entah karena tiba-tiba inspirasinya hilang, atau cuma sekedar terlalu letih untuk membuka laptop dan duduk ditengah malam.

I discovered few things lately, (beda warna beda topik ya)
Benar-benar ngerasain yang namanya 'isi' lebih penting daripada 'fisik'. Baru benar-benar tahu dan mengalami apa sih yang diomongin orang selama ini. Selalu tahu kalau isi lebih penting dari fisik, cuma belum pernah ngerasain langsung aja seberapa penting nya. 
Saya dapat pemikiran absurd yang satu ini dari kelas kwn. Jadi waktu itu, dijelaskan mengapa sih pkn itu penting? 

Intinya untuk membentuk pribadi yang cinta bangsa.

Bisa dipahami sebagai bentuk pemaksaan untuk mencintai gak sih?. 
Saya juga menyadari pentingnya mencintai bangsa, tapi hal yang muncul adalah, kenapa untuk mencintai tanah yang bikin kamu hidup aja, harus diajarin? kenapa gak rasa cinta itu muncul dengan sendirinya? Mencintai sesuatu tanpa muncul dari dalam hati kan engga akan abadi. Ketika ada badai atau tembok, rasa cinta itu bisa berubah dengan seketika. Bukan rasa cinta yang bisa diandalkan. Bukan warga negara yang bisa diandalkan oleh negeri, kalau kita cuma cinta sama negeri ini setengah-setengah. Kita harus cinta sama negeri ini secara komperhensif, termasuk dalam segala kekurangannya. Coba buka Kompas bagian ekonomi, hitung deh, berapa yang berita negatif dan positif tentang kondisi negeri ini. Apakah ada kerisauan dalam hatimu untuk berbuat sesuatu, karena kamu ingin negeri ini jadi lebih baik?

Sekali lagi, mengapa mencintai bangsa yang mendidik dan menghidupi kamu saja seringkali sulit? Apakah karena negara-bangsa-tanah ini tidak mencintai rakyatnya?

You are called and chosen. Tuhan taro kamu di dunia ini bukan cuma buat menuh-menuhin, bukan cuma buat asal jalan, asal senang, asal lewat duka. Sudahkah kamu temukan apa yang Tuhan mau buat hidupmu?.

Kemarin saya retret, dan ini salah satu retret terbaik yang pernah saya ikutin. Saya tulis semua yang 'nusuk' dibelakang alkitab sampai ngga ada tempat lagi. Bisa-bisanya, sesi yang harusnya ngajak kita mikir, bikin saya nangis 3x sehari. It talks about our vocation. 

Apakah visi hidupmu, sama dengan visi Tuhan dalam dirimu?
Keresahan-keresahan yang Tuhan taruh di pikiranmu, kamu abaikan atau anggap serius dan coba cari tahu sebenarnya kamu itu ada untuk apa?

Satu tulisan di harian Kompas, ditulis oleh Tjatur Wiharyo. Ada satu frasa yang tertanam di otak saya dan, kurang lebih, jadi salah satu kekuatan dan motivasi.

"Tuhan, ada begitu banyak masalah di dunia. Kenapa Engkau berpangku tangan?"
apa jawaban Tuhan atas aduan orang itu?, Dia menjawab
"Saya sudah melakukan sesuatu. Saya menciptakan kamu"

terakhir untuk episode kali ini,
I really-really discover that...............................................saya gaterlalu nyaman ada di kondisi seperti ini sama kamu. Logika saya tahu betul kalau saya tidak mau kamu. As simple as, kita beda, bahkan di hal-hal terkecil. Tapi ya namanya manusia pasti tetap punya hati kan. Hati bilang, jalanin aja dulu, mau coba yang namanya saling melengkapi dalam perbedaan.

5.2.15

Sekarang saya mengerti, kenapa ketika saya memulai lebih dulu dengan rasa, saya tidak pernah mendapatkan anda.

Karena saya berubah. Ya, bukan lagi menjadi diri saya yang biasa. Bukan lagi saya yang dengan berani bicara kelemahan kamu, mengingatkan bahwa banyak wacana yang harus kamu jadikan realita, bukan lagi saya yang terlihat begitu independen, tak ada kamu pun tak apa-apa.

Ketika saya mulai dengan rasa, semuanya terbuka, dan terlihat kalau saya butuh kamu. Saya ingin kamu.

Sudah lama tidak menginginkan orang, dan sekarang kenapa harus kamu? Yang untuk memberikan waktu pun rasanya enggan, tapi entah bagaimana aku masih yakin kamu ingin.

We should give this a shot. Did we?

We are tired with status, so we end and left to be free. But still, we want&need each other commitment to stay.

Saya mengerti betul kalau perjalanan kamu yang kemarin cukup melelahkan, dan membuat kamu ingin bebas. Saya juga menjalani hal yang sama. Membuat kamu dan saya jadi pribadi yang, dalam periode ini, tidak ingin terikat.

Tapi dalam ketidak-inginanmu untuk terikat, ada berapa besar niat untuk tinggal disini?

After years, now I'm feeling insecure.

Saya takut kamu tertarik oleh objek-objek yang berlalu-lalang di waktu mendatang.

Tapi ada keyakinan yang diajarkan, buat apa khawatir?. Itukan indahnya hidup, ketidakpastian.

Tanpa disadari, kita lebih mengejar dan menunggu segala sesuatu yang tidak pasti bukan? :)



Regards,
Nathania Rucita