23.4.15

ku terpikat pada tuturmu, aku tersihir jiwamu
terkagum pada pandanganmu, caramu melihat dunia
ku harap kau tahu bahwa ku terinsipirasi hatimu
ku tak harus memilikimu, tapi bolehkah ku selalu didekatmu

-Jatuh hati, Raisa, 2015-

caramu memilih diksi, mendeskripsikan persepsi, dan menjalani hari.
bagaimana kamu menceritakan ideologi, dan aku mencoba mengerti

aku suka.

11.4.15

final state

Dear Catherine,

I've been sitting here thinking about all the things I wanted to apologize to you for. All the pain we caused each other. Everything I put on you. Everything I needed you to be or needed you to say. I'm sorry for that. I will always love you because we grew up together and you helped make me who I am. I just wanted you to know there will be a piece of you in me always, and I'm grateful for that. 

Whatever someone you become, and wherever you are in the world, I'm sending you love.

You are my friend to the end. 

Love, Theodore

-Her, 2013-

Haven't wrote anything to said a proper goodbye to you.

Sebenarnya karena setiap mau menulis, sudah tidak tahu lagi apa yang harus disampaikan. Rasanya kamu juga sudah tidak mengharapkan kata-kata lagi, tapi rasanya juga kok belum ditutup dengan baik.

Nggak perlu lagi diucapkan dengan melankolis segala rasa terimakasih, akan rindu, dan pesan agar baik-baik dikemudian hari. Kamu pasti sudah tau, kalau masih ada usaha disini, tapi yasudahlah tidak penting lagi. 

Still looking the good in our goodbye tho, but yeah, I presume you already know it and choose to not care.

Cuma mau bilang, selamat menjalani petulangan baru dengan segala sukacita dan ketidakpastiannya, semoga kamu cepat bangkit dari kematian rasa dan menemukan zona nyaman yang senantiasa satu asa.

And since I didn't have the privilege to know where you are, ask for your time anymore, dan ternyata nyaris tidak ada aspek hari yang beririsan,

See you when the universe destine us to see each other, ki.

I'm grateful.